Edensor: Mimpi Masih Berlanjut

Edensor: Mimpi Masih Berlanjut
Pic. Nofisha Arianti
Judul : Edensor
Penulis  : Andrea Hirata
Penerbit  : Bentang Pustaka
Jumlah halaman : xii + 290 halaman; 20,5 cm
Nomor ISBN :  978-602-8811-09-5
Tahun Cetakan : Cetakan Pertama, Mei 2007
Cetakan Kedua, Juli 2007
Cetakan Ketiga, Agustus 2007
Cetakan Keempat, Oktober 2007
             Novel Edensor adalah novel ketiga dari tetralogi Laskar Pelangi. Pada novel pertama penulis dengan apik menjelaskan kehidupan Ikal dan kawan-kawannya yang memiliki mimpi tinggi walaupun berada di penjuru Indonesia. Novel kedua, mengisahkan betapa beruntungnya Ikal, Arai dan Jimbron dapat meneruskan sekolah ke tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) walaupun harus menjadi kuli bangunan saat tidak berseragam. Pada akhirnya di novel ketiga, perjuangan para pemimpi dapat terkabul, Ikal dan Arai berhasil menembus Eropa. Dilihat dari jumlahnya cetakan, mengindikasikan bahwa masyarakat Indonesia sangat berminat terhadap novel ketiga ini.
          “Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu,” katanya. Esoknya Arai menumpang truk ke Tanjong Pandan. Ia terbanting-banting di dalam bak, berdiri di celah tong-tong timah, hanya untuk membeli poster Jim Morrison. Ikal yang telah ditinggal pergi oleh kedua orangtuanya sejak masih kecil, tumbuh menjadi pribadi yang kuat dan pantang menyerah. Tak jarang ia menguatkan Ikal akan mimpi-mimpinya, walaupun ia sendiri tak tahu apakah mimpinya akan terwujud atau tidak.
          “Sekecil apapun hal terjadi karena memang suatu alasan” (halaman 258-259). Para tokoh yakin bahwa semua yang telah mereka raih memang karena usaha, kerja keras dan doa yang selalu mereka lakukan. Tidak ada kata “beruntung” dalam kamusnya. Menjadi mahasiswa di universitas ternama di Eropa tidaklah mudah. Ketika Ayah mengirimi surat tentang keadaan ekonomi di kampung, Ikal dan Arai merasa harus segera pulang. Namun tentu saja tidak bisa karena mereka belum merampungkan kuliahnya. “Tertawalah, seisi dunia akan tertawa bersamamu: jangan bersedih karena kau hanya akan bersedih sendirian”. Kutipan tersebut membuat pembaca sadar bahwa tidak ada faedahnya jika berlarut-larut dalam keterpurukan.
          Ditengah hiruk-pikuk mahasiswa, penulis juga menyuguhkan kawan-kawan dari berbagai penjuru dunia dan mendeskripsikannya secara detail. Dari segi layout, dalam novel ini terdapat beberapa ilustrasi gambar mengenai tempat dan tokoh sehingga membantu mengembangkan imajinasi pembaca. Dari novel Edensor, saya sebagai pembaca dan reviewer mengklaim bahwa novel ini dapat dibaca oleh semua kalangan. Karena di dalamnya mengandung banyak kisah yang menggambarkan jatuh-bangunnya para pemimpi. Setelah satu mimpi telah digugurkan, mimpi yang lain harus tumbuh. Karena hidup tanpa mimpi, bagaikan hidup tapi tak hidup.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar